Wednesday, March 08, 2006
1996 (1)
Januari, 15
hujan agaknya di luar
bagai partai politik yang lupa hakikat
warna tanah
lantaran begitu banyak dusta
berbau amis seusai makan malam
yang menggumpal menjelma awan
22 tahun lampau kota kita membara
lantaran menampik haiku dan origami
padahal perlu kita berolah kata
padahal perlu kita melatih tangan, katanya
hujan agaknya di luar
bagai negara yang limbung kehilangan
rusuk
lantaran buah dusta bertahun lampau
adalah kata yang terampil menarik pelatuk
adalah tangan yang tak tahu harga nyawa
22 tahun setelah itu
kota telah kehilangan daya
menolak langit yang makin deras
memuntahkan peluru
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment