Monday, September 24, 2012

Senin Siang

ada ngilu menyelusup pada gerah siang. bersama debu masuk ke relung paling rahasia dari hati. seperti cinta.

Tuesday, April 11, 2006

MENGENANGMU


mengenangmu
seperti menggurat melodi liris dari cinta
yang begitu pandai mencederai

:
seperti terempas gelombang rindu sederas tsunami
membawa kerawanan hati
seperti terayun kesiur sesal sederas katrina
membawa kekisruhan jiwa
seperti hymne para dewa
pada sebuah pemakaman tanpa rencana

mengenangmu,
cintaku. aku selalu luka.

april, 2006

DUA SAJAK APRIL


Jogya

engkau rampas cintaku
di sudut riuh malioboro, nun suatu tempo
dan bagai sepasang sejoli kebencian
bertahun kita berpetak umpet
dari taman sari sampai gejayan
dari bulaksumur sampai maguwo

tapakmu pernah kuendus di urat malioboro
dalam sentak birahi tertahan, namun engkau selalu menguap
persis hangat keringat di kamar-kamar kos
pada malam-malam yang panjang
kala mencoba tahu seperti apa rasanya
bercinta tanpa cahaya

jogya,
masihkah engkau di sana
mendengarkanku mengumam kangen
seperti nun dahulu
saat jejakmu kuciumi dalam birahi
di kasur kamar-kamar kos?

april, 2006


??

seperti gigil udara dinihari
lukisan takzim keindahanmu
beku dalam debar dada

-- kenangan,
kata orang-orang.
tapi aku menyebutnya keabadian.

di kyoto
aku tafakur ke arah kiblat
dalam dzikir yang resah
(selalu sebagai sedia kala)
karena bahkan dalam doa
aku terkenang pada percintaan kita yang pertama
yang membawa kita ke dusun-dusun tak bernama
wilayah rahasia dari rasa ingin tahu

dan kini,
selewat belasan musim,
seperti kata penyair itu,
aku masih selalu mendoakan keselamatamu

april, 2006

Saturday, April 01, 2006

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT









for fawwaz

kutidurkan engkau di pangkuanku
dan waktu pun berhenti
-- lewat tengah malam

kepakkan sayapmu, anak
terbanglah

(di sana dunia berkabut, ternyata
di sini nyatanya cuma pasir pantai)

tapi kita di bandara, sayang
menunggu penerbangan berikut.

februari, 2006

Tuesday, March 14, 2006

MAKLUMAT DEKAT RUMAH


Dekat Rumah Project adalah wilayah ekspresi yang disediakan untuk menampung apa saja yang dekat dengan kita. Ya, apa saja dan tentu saja bagi siapa saja. Karena di dekat rumah, kita selalu akan merasa nyaman, guyub dan tentu saja betah. Mudah-mudahan. Soalnya di dekat rumah ada puskesmas, ada tukang foto dan juga bioskop. Ada juga toko buku dan akan menyusul rupa-rupa yang lain, selain tetangga-tetangga yang baik.
Tetangga kita yang terpenting di dekat rumah ini adalah Gus Dur yang disebut-sebut para tetangga sebagai guru ngaji (lihat saja kajiannya mulai dari humanisme sampai humor) yang juga pernah menjadi Presiden. Yang lainnya tentu saja Sarwono yang pernah membantu Gus Dur sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Juga ada Siswono yang pernah menjadi Calon Wakil Presiden mendamping Amien Rais.
Nanti kita akan ramai bergosip tentang mereka. Juga ada Lily dan Titi, dua tetangga ceriwis -- ibu-ibu yang selain sibuk berumah tangga juga menyibukkan diri untuk pertetanggaan. Dan akan menyusul tetangga-tetangga yang lainnya yang akan meramaikan Dekat Rumah ini.

Saturday, March 11, 2006

DILARANG TAKUT


setelah sekian milyun tapak kaki melukis peta
pulau-pulau yang kita lalui,
inilah wilayah sangat asing itu, adinda
jadi jangan sedih
inilah tanah air
tanah yang putingnya tinggal menyisakan sebongkah baja
tanda tanya di balik baju musim panas, kutang berwarna merah
dan gincu ungu yang ditimpa cahaya neon
lebih baik kita dagang sikat gigi, parut kelapa
atau gergaji
sehingga kita dapat mengenang percintaan kita
yang purba

:
di jendela kelas kamu melempar gulungan kertas
yang lantas kupungut dengan takzim
dan dengan rendah hati aku menunggumu di ujung gang
untuk mencoba tahu bagaimana rasanya berciuman
dan saat hujan aku menyodorkan payung
yang lantas kamu tolak
karena kamu bilang matahari bukan rasa rindu
kemudian kita berbasah-basah sebelum sebuah sedan
berhenti dan membawamu pergi
o, ada banyak paku di kepalaku saat itu
pasir dalam sepatu menggeliat liar saat melangkah
dan kuingat sebuah sajak kenangan
:
kemiskinan dan kemelaratan membangkitkan keangkuhanku

jadi jangan takut, adinda
cinta hanya sehelai kata yang menghubungkan
produsen dan konsumen

1994

1996 (4)



Juli, 27

ramalan cuaca meleset!
hujan batu luruh subuh tadi
dan jalan diponegoro banjir darah
orang-orang panik dan berdusta
orang-orang panik dan tersungkur
sebelum banjir tuduhan datang
dari televisi

ramalan cuaca meleset!
langit Indonesia berwarna kuning pekat
memanggang jalan-jalan layang
mamanggang gedung-gedung pencakar langit
menggetarkan nyali anak-anak muda
sebelum digiring bagai kambing-kambing hitam
ke tiang pembantaian

ramalan cuaca meleset!
dan kutukan demi kutukan datang
dari orang-orang panik
dan khianat

Thursday, March 09, 2006

1996 (3)


Maret, 15
bagi GM

siapakah yang masih setia bernyanyi
‘pelangi alangkah indahmu’
kala siang itu kulihat orang-orang
mengerek bendera putih
diiringi hymne dari sebuah pemakaman

siapakah yang masih setia bernyanyi
‘pelangi alangkah indahmu’
kala siang itu aku lihat sang pelukis agung
mengecat langit dengan warna kuning
diiringi hymne dari sebuah pemakaman

astaga,
siapakah yang masih sangsi
bahwa darah kita berwarna merah
dan siang itu orang-orang mengerek
bendera putih

1996 (2)


April, 24

tiga kawan kita mati,
mungkin lebih
dan kita berang sejenak
kemudian sunyi

jenderal,
aku berikrar melawanmu
sebab darah yang tumpah itu
membeceki lantai ruang kuliah kami
melukis dinding kelas kami
yang berbau sisa gas air mata

jenderal,
pada pemakaman tanpa rencana ini
angin terkesiap dan memaafkanmu
lantaran waktu begitu perkasa
menggulung semangat perlawananku

tiga kawan kita mati,
mungkin lebih
dan kita kemudian tiarap
lalu sunyi